pasang iklan

Partner

Kutil

Gua paling benci sama satu ekor penyakit yang mungkin gak seberapa besar namun sungguh sangat gua benci. Penyakit itu ialah ‘daging tumbuh’ (baca: kutil).

Kutil merupakan satu-satunya penyakit yang paling gak sopan. Sebenernya bentuknya imut, tapi sifatnya itu yang gak sopan,karena apa? Karena kutil itu bisa hinggap dibagian tubuh kita yang mana saja. Dan gua masih ingat hal yang paling bikin gua gondok adalah ketika kutil itu hinggap dihidung gue, yang anehnya itu kutil tumbuhnya di pinggir luar dalem hidung (baca: tepat lubang hidung).

Awalnya setiap hari gua jalani seperti biasa, dan gue masih menjadi orang yang gak lebih ganteng dari orang ganteng. Namun hari ke hari gua merasa ada yang aneh,tepatnya dibagian muka gua. Saat itu tepatnya malam hari dimana bulan purnama sedang dalam keadaan gelap benderang, dan gua melakukan rutinitas gua yang seminggu sekali yaitu membersihkan hidung. Awalnya ketika gua membersihkan yang kiri masih lancar-lancar saja, namun ketika ingin membersihkan yang kanan terasa sedikit ada hambatan, dan gua mengira kotoran hidung gua (baca : upil) gede banget namun susah buat gua congkel keluar. Dan ketika gua ngaca dikaca yg bukan kaca,gua shock dan “oh my God...”. Ada daging kecil tepat di pintu masuk hidung gua. Awalnya gua gak tau itu apa, gua coba basuh pake aer biar ilang,gua sikat pake sikat gigi dan sampe gua gesek” hidung gua ketembok Cuma berharap itu daging nempel ditembok,tp ternyata semua sia-sia. Dan mulai detik itu juga gua divonis mengidap serangan kutil.

Semenjak hinggapnya kutil itu,hidup gua berubah,dimana pun, kapanpun dan oleh siapapnun ketemu gua pasti mereka slalu bilang “maaf mas,upilnya blm dibuang” atau “pak,upil”. Gua langsung diam tanpa kata,berpikir apakah gua sedang ada diiklan atau tidak dan gua memutuskan untuk pura-pura mati.

ʘ_ʘ

Akhirnya gua pun semakin terbiaa dengan hadirnya kutil ini dan orang-orang pun sudah memaklumi apa yg terjadi dengan diri gua, dan gua mendapat julukan baru yaitu ‘upil’. Gua emang ada niat buat ngilangin penyakt ini karena agak risih juga dan buat gua kadang minder kalo lagi ketemu cewe dan semua cewe pasti slalu muji gua “Dan, gua seneng ama lo,lo udah gede,sekarang lo bukan anak ingusan lagi kaya dulu, tp lo udah jadi anak upilan” “............”.

Dan akhirnya setelah berbulan-bulan menunggu waktu yg tepat akhirnya waktu itu pun tiba. Gua mau operasii buang ini kutil. “horeee” hati gua senang jingkrak-jingkrakan. Dan sebelum masuk ruang operasi, gua sempet ada rasa takut tapi gua coba tahan dan sebelum masuk gua minta doa restu sama ortu gua dulu dan gua berpesan pada mereka kalo hidung gua gak selamet, tolong jangan ganti hidung gua dengan hidung ayam, karena gua gak mau ayam itu pake hidung gua yang ada kutilnya. Dan akhirnya gua pun masuk ruang operasi, didalam terdapat satu orang dokter dan satu orang suster. Peralatannya juga macem-macem, ada suntikan, jarum, laser, stetoskop, piso, golok, gergaji,dan bor. Dan saat itu juga gua pura-pura mati dan minta dianyutkan ke sungai saja -_-.

Operasi pun dimulai, pertama suster menyuntikan obat bius dihidung gua, yang ia bilang agar tidak terasa sakit. Dan akhirnya dokterpun memulai membuang kutil itu, awalnya hanya berasa sakit seperti dicabut bulu kaki kita, tapi lama kelamaan sudah bener-bener sakit dan tangan gua hanya bisa memegang tangan suster yang ada di dekat gua, karena kalo gua megang hidung gua sendiri kan gak mungkin. Ketika dokter bilang tinggal menyabut akarnya dan disitulah puncak kesakitannya, dan gua menendang-nendangkan kaki gua pada kasur yang gua tiduri sambil berharap bisa cepet-cepet lari dari sini dan pergi ke sungai dan hanyut kebawa air sungai yang mengalir. Saking sakitnya gua sempet lompat-lompatan dan guling-gulingan dikasur ketika operasi dilaksanakan hingga pada akhirnya semuanya pun selesai dan berakhir.

Gua pun bersyukur bahwa pertumpahan darah dihidung gua pun akhrnya kelar juga. Suster pun mengelap air mata gua yang sedikit banyak keluar karena menahan sakit. “selamat nak semuanya telah berakhir, dan ini kutilmu kamu simpan sebagai kenang-kenangan nak!” “........”

Dan sejak saat itu pula gua sudah bukan menjadi anak yang upilan, tapi kembali menjadi anak yang ingusan. ^_^

0 Response to "Kutil"

Post a Comment

Partner