pasang iklan

Partner

Semester Awal


Lembutnya angin malam semakin terasa. Rintik hujan turun membasahi gelapnya malam. Tak ada suara yang hanyut selain rintikan hujan yang menabrakan dirinya ke atap kamar ini.

“kamu nanti aja liatnya bareng aku berdua”

Begitulah kata pertama yang kau ucapkan padaku saat aku ingin mencoba melihat ada kejadian apa yang membuat teman-teman berkumpul. Pada saat itu merupakan saat pertama aku duduk dibangku perkampusan, saat pertama mendapat teman baru dan pada saat itulah saat pertama ku melihat dan berkenalan denganmu walau melalui sms pada malam harinya.

“iya aku Tiara, ini siapa yah?”

Dengan sedikit rasa grogi dan gelisah akhirnya aku menjawab kalo aku dalah Ramdhan, teman sekelasmu. Yang tentunya mulai penasaran akan dirimu sejak melihat dirimu dan ucapan pertamamu padaku.

“ohhh iyaiya.....blablablabla”
“blablablabla”

Sejak saat itu akhirnya kita pun sering sms dan telpon hingga larut malam, saliing menukar pikiran, menukar tawa, dan tentunya menukar gombalan.

Dikelas aku jadi lebih sering memperhatikanmu ketimbang dosen yang ada didepan. Setiap hari begitu banyak gombalan gombalan yang kita lontarkan bersama setiap hari  untuk menghibur satu sama lain,namun sesungguhnya yg ku lontarkan bukanlah gombalan namun memang yamng aku rasakan :D .

“ramdhan bisa aja”

Slalu kata-kata itu yang keluar saat kamu sudah tidak bisa membalas gombalan padaku.

“jiahh..udah deh ramdhan jangan becanda aja,haha”

Begitu jawabmu saat aku mencoba melontarkan gombalan biarkan aku yg menjadi pendampingmu, namun sejujurnya itu adalah perasaan hatiku yang tak kamu tau.

Teman-temanku pada mngetahui bahwa aku menyukai dirimu, mereka tau bahwa kita slalu telponan hingga tengah malam dan dikampus sering bersama bertukar kata mesra, namun jujur aku masih bingung ‘pada tingkat apa menyukaimu?’ tapi aku juga merasa bahwa kau juga membalas perasaanku. Atau mungkin perasaanku saja.

Hingga suatu hari saat kita semua satu kelas sedang menunggu dosen yang tak kunjung tiba setelah berhari-hari ditunggu, teman-temanku mulai memprofokatori agar aku menembakmu saat itu, pada awalnya aku enggan untuk mengatakannya padamu karena jujur perasaanku hanya sebatas suka dan aku masih ingin tetap menyukaimu lebih lama lagi, namun mereka menarik dirimu dan diriku kedepan kelas agar aku mengungkapkannya padamu.

“lucu nih ramdhan ah jangan bercanda lagi”

Namun aku bilang padamu bahwa walaupun aku sering bercanda namun soal perasaan aku tak pernah bercanda.aku terus meyakinkanmu hingga akhirnya dosen yang kita tunggu pun tiba.
Setelah keluar pun aku terus meyakinkanmu dan kau bertanya mengapa aku suka kamu padahal belum lama kita kenal. Aku mengatakannya padamu sambil kita berjalan keluar kelas dan berhenti didepan gedung untuk lebih bicara 4 mata, itu pun kalo tidak ada yang memata-matai.
Aku tidak bisa memberi alasan untuk memanis dirimu agar kau menerimaku, karena aku tau bahwa kamu pasti sudah tau kalo aku suka kamu yaa karena kamu menurutku kalo kamu tidak nampak pas dimataku maka aku tak mungkin bisa suka padamu.

“tapi kita kan enakan temenan ramdhan”

Justru karena kita saling nyambung saat temenan apalagi saat kita bersama lebih dari temenan.

“aku gak nolak kamu, tapi aku juga gabisa nerima kamu”

Aku tak butuh jawaban itu, karena yang kubutuh iya atau tidak, namun kau enggan menjawab tidak. Tetap saja kau menjawab seperti itu. Dan akhirnya tepat jam 12 lewat 12 menit 12 detik akhirnya aku terima jawabanmu walau kau tak mau menjawab ya atau tidak, tapi aku tau bahwa jawabanmu seperti itu menandakan aku tak bisa jadi kekasihmu.

҉ - ҉

Setelah kejadian tersebut justru tak membuat aku menyerah, justru membuat aku semakin penasaran akan dirimu. Kita tetap seperti dulu terus saling cerita bersama bertukar kata mesra bersama, namun terkadang aku suka brpikir mengapa kita hanya sbatas ini sedangkan kau seperti membalas perasaanku, dan mengapa wanita tak pernah bisa mengatakan tidak jika memang ia tak bisa menerima kita.

“jiaah ramdhan usaha terus,hehe”

Aku sejak saat itu mulai berani terbuka padamu karena buat apalagi menutup nutupi perasaan yang sudah orang lain tau.

Aku baru tau bahwa ulang tahunmu sebentar lagi, dan aku mencari tau kado dan surprice apa yang tepat buat dirimu, kesana kemari aku bertanya dan mencari, hingga aku pun meminta teman-teman mengumpulkan dana setidaknya seribu buat membantu aku membeli kue buatmu, maklumlah aku hanya anak kosan yang begitu memiliki harta banyak. Dan temanku juga berkata bahwa sebaiknya aku membakmu lagi dan jika masih ditolak berati dirimu mem PHP kan diriku. Namun aku tak mendengarkan kata-kata temanku itu karena saat dia ngomong aku sedang nyuci baju.

“gua bingung yud, emang sih harusnya gua nrima ramdhan yang udah pasti suka sama gua, daripada gua harus nungguin orang lain ini yang belum tau gua dia suka gua juga apa gak”

Begitu kata-kata sms yang kau kirim pada temanku, aku mengetahui saat temanku memberi tahuku dikampus dan ditempat yang sama saat tempat penolakan. Aku sudah berpikir berati dirimu sedang menyukai orang lain dan kamu sedang menunggunya. Tapi mengapa aku baru tau sekarang? Mengapa baru tau saat rasa suka itu telah menaiki levelnya menjadi cinta? Dan mengapa kau tak pernah bilang bahwa kau juga sedang dekat dengan satu orang lain disana? Tapi yang aku penting surprice buat ultahmu berjalan baik karena mungkin saja itu adalah hadiah pertama dan terakhirku buatmu.

Tepat tanggal 19 September dan saat seperti minggu lalu dan ditempat penembakan yang sama dan pada saat masih menunggu dosen seperti minggu lalu aku mnyiappkan semuanya didalem kelas karena berhubung kamu pun masih belum masuk kelas.
Pintu aku tutp, lampu ku matikan, kupasang gambar fotomu di slide dalam kelas, kusuruh teman-teman semua memegang huruf-huruf yang merangkai sebuah kata ucapan ultah buatmu, aku menunggumu dibelakang dengan memegang kue dan setelah kau masuk. . . .

“happy birthday Tiara.. happy birthday Tiara..”

Akhirnya kita semua disitu sama-sama merayakan ultahmu secara kecil-kecilan dan semoga surpriceku terkenang buatmu. Dan kau pun meniup lilin ultahmu dan make a wish, namun akupun juga make a wish semoga kali ini kau menerimaku.

“makasih banyak buat temen-temen semua yang udah ngasih surprice ini terutama buat ramdhan, jujur gua seneng banget dengan surprice ini”

Aku pun mengatakan bahwa semua surprice ini juga bantuan teman-teman dan aku mengatakan selamat ultah buat kamu.
Pada saat aku mengatakan seperti itu, tepat didepan kelas, didepan 62 orang teman-teman akhirnya aku mengatakan perasaanku untuk kedua kalinya dan yang sudah meningkat mnjadi cinta. Dan untuk kali ini aku mengatakannya penuh dengan gemeteran dan keringetan, entah karena AC kelas mati atau karena aku menahan kecing.

“aku gabisa nerima kamu, tapi aku juga bukannya nolak kamu ramdhan”
Kembali kata itu yang kudengar kembali,tak ada jawaban pasti darimu lagi, aku kmbali menegaskan ya atau tidak namun kamu tetap hanya menjawab seperti itu. Saat itu aku bener-bener merasa jleb tapi mau gimana lagi toh yang penting kita masih bisa dekat begitu katamu.


Malamnya..

“aku mau tidur dulu yah ramdhan soalnya ngantuk nih tumbenan”

Tumben sekali kamu pamit tidur lebih awal padahal kita baru telponan 15 menit dan jam pun masih menunjukan jam 9. Padahal aku masih ingin mendengar suaramu sebelum aku tidur tapi aku tak mau memaksamu seperti aku tak mau memaksa perasaanmu padaku.
Sebelum tidur dan setelah kau mematikan telepon itu aku mencoba membuka facebook dan . . . . . .


Tiara Septiani Nurcahyani in relationship with Rahadian Quntara

Malam itu dan detik itu aku telah menelpon kekasih orang lain. *lampu seketika padam*

0 Response to "Semester Awal"

Post a Comment

Partner